Malam ini mereka mengamuk. Mereka menuduh bahwa aku sengaja membunuh salah satu teman mereka. Padahal tindakanku adalah murni karena membela diri saja. Tidak ada niatan sengaja membunuh apalagi sampai merencanakan pembunuhan tersebut.
Memang tidak ada bukti kuat yang menunjukan bahwa korban telah terlebih dahulu melakukan penganiayaan terhadapku. Tidak ada saksi mata yang melihat.Kejadiannya begitu cepat.
Namun mereka tidak mau tahu. Mereka marah. Bahkan main hakim sendiri. Mereka mengeroyokku. Asas praduga tak bersalah tak berlaku di sini. Darah ditanganku cukup bagi mereka untuk memutuskan bahwa aku telah bersalah. Mungkin ada salah satu provokator di antara mereka, tapi entah yang mana.
Sungguh tidak adil bagiku! Kalian seharusnya dengarkan dulu penjelasanku. Aku hanya membela diri. Di manakah keadilah di negara ini?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam itu sekitar pukul sepuluh malam aku duduk-duduk sambil menonton acara televisi. Sebenarnya mata sudah agak berat tetapi acara di televisi sangat menarik dan kutahan rasa kantukku. Hingga tanpa sadar pintu rumah belum terkunci, bahkan sedikit terbuka. Aku yang tengah asyik dengan acara televisi tidak menyadari kehadirannya. Dia masuk secara perlahan lewat pintu ruang depan, sedangkan aku di ruang tengah. Pelan-pelan dia menuju ruang tengah dan mendekatiku dari belakang dan aku masih belum menyadarinya. Hingga akhirnya, di leherku, 'cuuuuuusssssssss'. Darahku berdesir. Jantung seakan berhenti. Tetapi puji syukur untungnya tanpa menegok terlebih dahulu tanganku reflek bergerak.
'PLOK!!!'
"Nyamuk kurang ajar. Mampus!". gerutuku. Kesal. Khilaf. Gelap mata.
Dan tahu-tahu nyamuk itu telah bersimbah darah. Entah itu darah dia atau darahku. Dia tergeletak tak berdaya jatuh dilantai. Aku mendekatkan kepalaku untuk melihat lebih jelas bagaimana keadaannya. Mungkin saja dia masih hidup dan masih bisa tertolong. Semakin dekat kulihat. "Ah, tidak mungkin tertolong lagi, bahkan badannya sudah gepeng", batinku. Menyesal.
Tidak lama kemudian muncul berbondong-bondong nyamuk-nyamuk lainnya. Ya, kemudian malam itu banyak nyamuk-nyamuk mengamuk dan main hakim sendiri.