Senin, 19 April 2010

KISAH DUA KEBO BERPUASA


Ini pengalaman teman saya. Dan akan saya bagi dengan kalian. Sebut saja mereka adalah Adi dan Ida. Mereka sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Tegal dengan menggunakan bus. Berangkat dari Jakarta jam tiga sore. Kebetulan hari itu mereka berpuasa sunah. Karena terlalu lelah setelah melakukan pekerjaan di Jakarta dan juga saat itu mereka berpuasa, begitu naik bus dari terminal tanpa ba bi bu keduanya langsung tertidur. Sialnya mereka berdua terkenal dengan raja dan ratu “kebo”. Kalau sudah tertidur bisa sampai berjam-jam lamanya.

Jam enam tepat Adi terbangun. Linglung sejenak. Mengumpulkan “nyawa”. Sambil melihat jam, dia mencari tahu sudah sampai mana perjalanan itu. Saat itu bus tengah melintas di jalan tol. Hingga akhirnya dia kaget seperempat mati begitu sadar waktu berbuka puasa telah tiba. Dia langsung membangunkan si putri kebo-nya. Dia mengatakan bahwa waktu berbuka puasa telah tiba. Paniklah mereka berdua. Sebelum berangkat memang mereka tidak sempat membeli makanan atau minuman karena buru-buru dan hampir ketinggalan bus (tiket sudah dipesan sebelumnya). Mereka pikir bisa beli nanti di pom atau saat bus berhenti. Tetapi karena ulah “kekeboan” mereka jadi saat bus berhenti di rumah makan dan pom bensin mereka masih saja ngorok “tak sadarkan diri”.

Adi mencari akal bagaimana caranya membatalkan puasanya. Sial memang dalam bus tersebut penumpangnya hanya sepuluh orang dan mereka semua tengah tertidur, tidak bisa dimintai makanan atau minuman barang sedikit untuk membatalkan puasa. Supir bus dan “awak bus” terlihat keduanya tengah fly, mabuk. Akhirnya muncul dua alternatif (alternatif gila dan bodoh), pertama membatalkan puasa dengan dengan ciuman dan berpegangan tangan, dan alternatif kedua membatalkan puasa dengan menghayal jorok/berpikiran ngeres. Alternatif pertama mungkin sedikit ekstrim dan bisa malu apabila ada penumpang yang bangun dan melihatnya. Akhirnya berpetualanglah mereka dalam imajinasi masing-masing. Memikirkan hal-hal yang bisa memancing nafsu birahi. Dalam hal ini Adi yang paling jelas terlihat, tiba-tiba mukanya terlihat mupeng (muka pengen). Khayalanya entah ke mana lebih cepat dari laju bus. Untunglah tidak lama kemudian bus berhenti di sebuah agen dan secepat kilat Adi segera membeli minuman dan makanan untuk lebih menegaskan bahwa mereka telah berbuka puasa.

Pesan moral:
Sebaiknya sebelum perjalanan jauh kita persiapkan dulu perbekalannya jauh sebelum di terminal atau stasiun, selain bisa lebih santai, tentunya harga makanan dan minuman lebih murah dari pada di terminal atau stasiun. Tetapi kalau benar memang terjebak dalam situasi seperti tadi sebaiknya menghubungi (telpon/sms) uztad, kiai, mubalig atau orang yang kita percaya ilmu agamanya baik, untuk menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan. Tentunya orang yang pintar agama tahu hukum-hukum puasa dan mempunyai solusinya.

Artikel Terkait



3 komentar:

  1. hehehe.. kiraiin kebo beneran gak taunuya heheh tukang ngorok euuyy

    BalasHapus
  2. hehe.... begitulah adanya mas joe...

    BalasHapus
  3. ceritanya l u c u

    BalasHapus