Minggu, 18 April 2010

SANG WAKTU


Sebenarnya apa sih yang aku mau sekarang? Aku seperti baru memasuki sebuah labirin kehidupan yang aku tak tahu jalan mana yang harus aku ambil. Setiap jalan mempunyai risiko. Risiko tersesat, semakin tersesat dan mati dalam kesendirian. Aku tak mau tersesat, aku tak mau mati. Rasanya masaku telah lewat. Masa di mana aku merasakan hangatnya cinta, masa di mana aku merasakan indahnya persahabatan, masa di mana aku merasa menjadi sesuatu yang berharga. Aku benci dengan diriku sendiri, aku iba pada diri sendiri.
Andai aku bisa bersahabat dengan Sang Waktu, akan aku rayu dia untuk berputar kembali. Kembali ke masa-masa itu dan kemudian akan aku rayu lagi agar sang waktu berhenti berputar. Masa-masa itu sangat indah kawan. Indahnya melebihi apa yg kau bayangkan. 

Tetapi sepertinya sang waktu telah memusuhiku. Dia terus saja berjalan tanpa menghiraukan aku. Terus berjalan dengan angkuhnya seolah-olah dialah raja. Aku tak mampu menghentikannya, apalagi memintanya untuk kembali. Semuanya datang dan pergi. Datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit. Mereka tidak sopan. Membuat aku merasa tidak berharga lagi.


cHiemot d’Hornet
20 januari 2009

Artikel Terkait



1 komentar: