Kamis, 22 April 2010

TARUHAN PACAR


Malam kemarin, kemarinnya lagi, saya nonton pertandingan sepak bola. Sebenarnya saya malas nonton karena selain capek, tim yang bertanding adalah tim yang paling saya benci. Malam itu, lebih sorean lagi, teman saya ada yang mau taruhan. Saya yang katanya gila bola ditanyain sama dia yang emang buta bola. Saya diangkat jadi “penasihat”. Dengan berbagai analisis dan prediksi yang sebenarnya sangat subyektif saya meyakinkan dia. Akhirnya berdasarkan saran saya dia pegang tim B yang notabene adalah lawan dari tim M yang paling kubenci. Saya tidak rela setengah mati kalau ada yang membela tim tersebut.
Malamnya, kick of …. priiiitttt…. dimulailah pertandingan. Akhirnya dengan sangat amat luar biasa terpaksa saya menemaninya nonton pertandingan tersebut. Bukan apa-apa, tetapi karena beban moral saya telah menjadi “penasihat” dia. Pertandingan berjalan seru. Saling serang dan adu jotos dilancarkan kedua tim. Maaf, soal adu jotos saya ralat karena itu hanya terjadi di liga Indonesia. Kembali ke pertandingan, akhirnya wasit meniup peluit tanda pertandingan usai. Skornya jangan ditanya. Hasilnya luar biasa. Tidak rugi saya menyandang status gila bola. Analisisku dan prediksiku sangat…. sangattttt…. meleset. Tim yang paling saya benci memenangkan pertandingan. Remuk redam hati saya. Malu tak kepalangtanggung sebagai “penasihat” bola.
Berbicara tentang taruhan saya jadi ingat cerita teman. Ini nyata, kata dia. Ada salah seorang temannya temanku taruhan sepak bola. Menariknya adalah taruhannya bukan uang tetapi pacar sendiri. Singkat cerita temannya teman saya itu kalah taruhan sehingga akhirnya dia harus rela pacarnya “dipakai” oleh yang menang taruhan. Parahnya lagi si pacar karena terlalu sayang dan cintanya mau melakukannya. Akhirnya terjadilah “pertandingan” lanjutan. Di kamar tentunya. Meskipun pertandingan berjalan seru dan panas tetapi tidak perlu saya ceritakan jalannya pertandingan tersebut. Esok harinya dengan biadab temannnya teman saya itu mutusin si pacar. Si pacar sakit hati. Hancur. Hingga sekarang si pacar menjadi pelacur. Terlepas benar atau tidaknya ini cerita mari kita bersama-sama mendoakan agar si pacar mendapat hidayah dan bertobat. Amin.



Artikel Terkait



1 komentar:

  1. gaya berceritanya asyik... mantaff... :2thumbup

    ditunggu tulisan2 selanjutnya mas...

    BalasHapus