Engkau sarjana muda, resah mencari kerja.
Tak berguna ijasahmu.
Sepenggal lirik lagu iwan fals tersebut aku
kutip. Semalam mendengarkan lagu ini. Sambil terpejam aku hanyut dalam setiap
lirik yang dibuat iwan fals. Sungguh sangat mengharukan. Aku membayangkan seorang sarjana muda
berjalan ke sana kemari disiram terik matahari, masuk kantor dan keluar kantor.
Kubayangkan betapa payah dirinya mencari pekerjaan.
Jaman sekarang sudah lebih canggih. Selain
sudah banyaknya iklan lowongan pekerjaan di koran, seseorang juga tinggal duduk
manis depan komputer dan mengakses internet untuk mencari lowongan pekerjaan,
kemudian mereka tinggal mengirimkan surat lamaran dan persyaratan via pos.
Bahkan lebih praktis lagi dengan hanya mengirimkan softcopy lamaran dan persyaratan
via email. Sekarang sudah lebih "nyaman".
Tetapi dalam kenyamanan itu ada harga yang
harus dibayar. Kemudahan mengakses lowongan itu sendiri justru menjelma menjadi
seperti jaring bagi lulusan sarjana. Lowongan di mana-mana itu seperti menjadi
daya tarik tersendiri bagi para lulusan tersebut. Tinggal pilih yang mana, ada
ratusan bahkan ribuan lowongan. Sebar lamaran dan menunggu nasib menjemput.
Semakin sempit saja ruang untuk jiwa entrepreneur mereka, bahkan mungkin sama sekali
sudah hilang. "Buat apa susah-susah merintis usaha", seperti itu yang
dipikirkan.
Kalau sudah begini, bisa dibayangkan
bagaimana jadinya sepuluh atau dua puluh tahun mendatang. Jumlah lulusan yang tidak
pernah berhenti membengkak, sementara lowongan pekerjaan terus turun seiring
dengan turunnya gairah usaha. Lebih bahaya lagi jika justru semakin banyak
orang-orang asing yang menjadi bos dan kita yang bekerja untuk mereka. Kita
menjadi budak di rumah sendiri.
Tentunya tidak semua orang punya jiwa
enterpreneur dan tidak mungkin dipaksakan untuk harus membuka usaha. Tetapi
akan lebih baik jika ada keseimbangan di antara keduanya. Yang punya jiwa
entrepreneur ya jangan takut untuk merintis usaha, dan yang yakin dengan
kemampuan dirinya sendiri sebagai seorang profesional ya bekerja sesuai
bidangnya. Dengan keseimbangan seperti ini tentunya akan jauh lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar