Kamis, 15 Maret 2012

DEMONSTRASI SETAN-SETAN

Pada suatu hari di sebuah negeri yang terkenal dengan kekayaan alamnya bernama republik Nesaindo, terjadilah demonstrasi besar-besaran. Itu bukan demontrasi sembarangan, karena itu adalah demontrasi gaib. Setan-setan di negeri tersebut melakukan demo di depan istana iblis.

"Mundur ... mundur ... mundur ... atau wujudkan tiga tuntutan kami!" isi orasi yang berasal dari sesesetan di antara mereka.
"Pertama apa teman-teman?" teriak dia lagi.
"BERIKAN KAMI PEKERJAAN" Seluruh demonstran berteriak berbarengan.
"Kedua?" teriak setan yang menggunakan mic tadi.
"BERIKAN KAMI PEKERJAAN" Jawab para demonstran lagi, semakin keras suaranya.
"Lalu tuntutan yang ketiga?"
"BERIKAN KAMI PEKERJAAN" jawab mereka lagi, serentak.

Begitu seterusnya demontrasi berjalan dengan tertib. Di dalam istana raja iblis terlihat galau dan bimbang. Dia memanggil penasehatnya.
"Ada apa itu ribut-ribut di luar?" tanya raja iblis.
"Siap baginda! Mereka itu setan-setan yang berasal dari seluruh penjuru negeri. Menurut info yang saya dapatkan, mereka adalah setan-setan pengangguran yang sudah tidak mempunyai pekerjaan. Jadi mereka berdemo kemari.
"Lho kenapa mereka nganggur? Bukankan sudah aku perintahkan secara jelas. Goda orang-orang di negeri ini untuk berbuat maksiat. Satu orang itu cukup sebagai pekerjakan sepuluh sampai lima belas setan. Dan kalau yang rajin ibadah bisa ditambah dua puluh lima sampai lima puluh setan. Kalau menurut perhitunganku, pas kok. Semua akan akan dapat pekerjaan. Lalu kenapa mereka masih berdemo?  Atau mereka mau mengkudeta aku? "jelas raja iblis, nada bicaranya mulai meninggi.
"Siap komandan, eehhh maaf maksud saya baginda. Nah itulah permasalahannya, sekarang ini tidak seperti dulu. Kalau dulu orang-orang di negeri ini itu akhlaknya bagus, imannya kuat, dan itu merupakan sebuah lapangan pekerjaan yang sangat baik karena mampu menyerap tenaga kerja bagi kaum kita. Seperti yang baginda bilang, bahkan dulu sering kita jumpai untuk menggoda satu orang saja kita mempekerjakan bisa sampai lima puluh setan. Nah kalau sekarang sudah berbeda, mereka gampang sekali tergoda. Satu godaan kecil dari satu setan kita yang pengalamannya masih minim saja sudah bisa membuat mereka tergoda. Jadi intinya adalah sekarang itu satu orang hanya butuh satu setan saja. Jadi yang lain banyak yang nganggur." jelas sang penasehat panjang lebar.
"Oke ... oke ... baiklah aku tau." Raja iblis memahami. Kemudian dia mejamkan mata, tangannya mengusap-usap jidatnya yang telah berkerut menandakan usianya yang sudah tidak belia lagi, sambil berpikir keras bagaimana agar kaumnya tidak menganggur.
Setelah beberapa menit berpikir dan saran-saran dari penasehatnya ditolaknya akhirnya raja iblis menemukan ide.
"Ayeeeee assoooyyyyashololeeeee ... aku ada ide. Kemarin waktu aku pulang kunjungan dari luar negeri di jalan aku liat pemimpin negeri ini dan para pejabatnya di sebuah gedung. Dan aku liat di sekitar mereka sama sekali tidak ada setan yang menggoda. Jadi para setan pengangguran itu sebaiknya semuanya suruh ke gedung itu saja dan goda mereka habis-habisan. Keroyok mereka. Suruh mereka korupsi, suruh mereka menindas rakyatnya, suruh mereka selingkuh, ya pokoknya apa sajalah, pokoknya suruh mereka bermaksiat." jelas raja iblis berapi-api penuh semangat, optimis dengan idenya.
"Siap baginda, eh tapi baginda. Maaf." potong penasehat.
"Kenapa lagi? Masalah imbalan? ... jangan khawatir, dapat menggoda pemimpin itu imbalannya jauh lebih besar dari pada menggoda manusia biasa. Katakan itu sama setan-setan di luar." kata raja iblis.
"Siap baginda! Eh bukan masalah itu tuan. Kalau itu sih mereka sudah tau. Tapi yang jadi masalah adalah orang-orang para pemimpin di negeri ini itu tidak perlu kita goda sudah korupsi duluan tuan, sudah sering bohongin rakyat mereka. Jadi karena terus-terusan keduluan, sebelum digoda mereka sudah bermaksiat duluan ya akhirnya setan-setan kita jadi males menggoda mereka. Itulah kenapa tidak ada setan yang menggoda mereka tuan." jelas sang penasehat.
Raja iblis hanya melongo.
-End-

Hanya fiktif belaka, kalau ada kesamaan nama, cerita, dan tokoh harap dimaafkan karena tindakan memaafkan itu baik.

Chiemot D'hornet
Senin, 06 Feb 2012, 01.25 WIB. 

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar