Udara dingin serasa membekukan sendi-sendi tulangku. Dalam keadaan seperti ini, sayapku adalah selimutku. Masih tak cukup hangat maka aku berusaha menyelinap di antara baju-baju yang menggantung di dalam sebuah lemari kusam dan reot. Di sini adalah tempat favoritku. Hangat, gelap, dan yang terpenting adalah aman. Pada pojok atas sebelah kanan almari bertuliskan "Kebersihan adalah sebagian dari iman". Dan tepat di bawah tulisan tersebut terdapat enam buah paku berjajar tak lurus. Satu paku yang menancap menahan beban empat sampai lima potong pakaian. Aku ingat betul, pakaian-pakaian itu menggantung sejak sebulan yang lalu, sejak aku kecil sampai sekarang masih saja tergantung, hanya sesekali berubah tempat dari paku yang satu ke paku yang lain setelah dipakai si empunya rumah. Bau pakaian-pakaian tersebut jangan tanya baunya, sungguh bukan main tak sedapnya. Aku pun selalu menahan nafas ketika melewatinya. Tak ada jalan lain memang untuk memasuki lemari ini hanya melalui lubang kecil tepat di atas pakaian-pakaian itu. Suatu ketika salah seorang temanku pernah lupa menahan nafas saat akan memasuki lemari ini. Ketika dia mencium bau pakaian-pakaian tersebut entah mengapa dia menjadi pusing dan terbangnya menjadi tak tentu arah. Hingga akhirnya dia jatuh ke tanah. Antara sadar dan tidak sadar dia mencoba untuk terbang kembali tetapi dia kalah cepat dengan ayunan sebuah telapak tangan manusia. Darahnya berceceran di lantai dan aku sangat trauma jika mengingat kejadian tersebut. Satu catatan penting dalam hidupku : pakaian-pakaian itu jauh lebih dahsyat dibandingkan obat nyamuk manapun. Di dalam lemari sini nyaman, terdapat biasanya dua atau tiga pakaian yang bersih dan harum. Si empunya rumah hanya memakainya setahun sekali, saat solat ied ataupun solat idul adha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar